Disini saya terbitkan kembali nukilan Tuo Silek Lintau Uwa Djelly Tjaniago dengan penambahan dari saya yang berwarna biru.
Silat sebagai seni beladiri warisan turun temurun nenek moyang kita, telah melalui perjalanan yang sangat panjang, Ketika kepulauan Nusantara ini masih terdiri dari kerajaan-kerajaan, para bangsawan dan kesatrianya menjadikan Silat sebagai sebuah kebanggaan tersendiri karena disaat itulah kerajaan-kerajaan di Nusantara mencapai kejayaan, tak pernah ditaklukkan oleh kerajaan lain. Keperkasaan bangsa kita dahulu menjadikan Silat sebagai akar pertahanan dan strategi mereka.
Ramai yang tidak tahu sejarah sebenar penaklukan Melaka. Buku-buku sejarah menyatakan bahawa Melaka ditawan dalam masa tiga hari sedangkan sebenarnya peperangan antara Pahlawan Melayu dan Portugis berlangsung selama sebulan (25 Julai 1511 - 24 Ogos 1511).
SINI
SINI
Menurut Relazione del primo viaggio intorno al-mondo (Report on the first voyage around the world) karangan
Antonio Pigafetta, kekuatan Melaka pada waktu perang dengan Portugis adalah 20,000 orang
tentera yang terdiri daripada tentera tempatan selain tentera upahan
dari Jawa, Parsi dan beberapa negeri Islam yang lain.
Kelengkapan
senjata Melaka adalah 3,000 artileri (meriam) dan 20 gajah perang serta
senjata api seperti istinggar (senapang kuno yang berasal dari Turki)
serta meriam-meriam kecil.
Manakala menurut Malacca History karangan Haji Buyong Adil yang memetik daripada Sejarah Melayu, kelengkapan pertahanan Melaka juga tidaklah sekuno seperti yang digambarkan.
Istinggar Turki
|
Terakol
Namun, kapankah anggapan kampungan bisa hilang dari pemikiran bangsa kita sendiri terutama generasi mudanya?
Silat kurang populer dibanding olahraga lainnya mungkin bisa saja benar. Kalau demikian maka menjadi tugas kita bersama untuk mempopulerkan, bukan mengganggap remeh kemudian meninggalnya”,
Kini saatnya dan untuk akan datang mari kita berkumpul dan mengadakan kegiatan untuk mengasah kecintaan mereka terutama pada Silat tradisional LINTAU yang merupakan ruh dari Silat2 yang saat ini berkembang.
Di dalam Komunitas Silat, Silat bukan lagi menjadi olahraga biasa dan bukan pula bertujuan untuk mencari kesaktian. Akan tetapi sudah menjadi suatu gaya hidup anggota yang umumnya adalah mahasiswa, pedagang, karyawan hingga professional muda. Silat melatih diri dan kecerdasan secara menyeluruh, tidak hanya fisik tapi juga mental, bahkan spiritual, Yang kesemuanya diolah dengan menggunakan gerak fisik Silat yang di dalamnya terkandung unsur konsentrasi, koordinasi,antara akal dan hati atau sadar akan diri baik fisik maupun non fisik, keseimbangan, energi dan rasa, Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia dan Malaysia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia/Malaysia. Dengan aneka ragam serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia/Malaysia, Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama.Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia/Malaysia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau himpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia/Malaysia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur. Hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang dan sejarah pembelaan, inti yang ada cuma tersirat.
by Uwa Djelly Tjaniago
Teks berwarna biru adalah teks Dr Kamal.
No comments:
Post a Comment