Selamat Datang

Selamat Datang Ke Laman Perguruan Silat Lintau Yang Asli... Silat Lintau Yang Berasal Dari Tepi Selo, Lintau Buo Utara.

PERTUBUHAN SILAT LINTAU KELANTAN: PERSILEK Headline Animator

Sunday, 29 January 2012

Terima Kasih Bupati...

Pada 25hb Januari 2012 PERSILEK telah menerima sumbangan daripada Pemerintah Daerah Tanah Datar, Yth, Bupati M. Shadiq Pasadigoe.

Sumbangan tersebut telah disampaikan oleh ibu Eti, wakil Bpk. Bupati ke Malaysia di LCCT Sepang.

Bantuan diperoleh karena Shadiq sangat respons terhadapnya waktu dia berkunjung ke Lintau untuk mencari silsilah silek Lintau ke Tanahdatar.
Dr. Kamal menandatangani surat penerimaan barangan.











Monday, 23 January 2012

Tahniah...

TAHNIAH DAN TERIMA KASIH KEPADA PARA PELAJAR YANG TELAH MENGIKUTI KURSUS PELESTARIAN DAN PEMANTAPAN SILAT LINTAU DI S.T. KLUANG
20-22 JANUARI 2012

Monday, 16 January 2012

Kursus Pelestarian Silat Lintau II

Satu kursus pelestarian Silat Lintau II akan diadakan seperti berikut:

  • Tempat: Sekolah Tinggi Kluang, Johor.
  • Tarikh: 20 - 22 Januari, 2012
  • Masa: 8:00 pagi - 11.30 malam
Kursus tersebut akan di kendalikan oleh Jurulatih yang bertauliah dari Ibu Pejabat PERSILEK. Mereka adalah
  • Khairuddin bin Ismail
  • Wan Abdul Rahman W. Tayit
  • Abdul Hannan b Anuar
  • M. Kamal b Mat Junoh
Kursus dijalankan dalam bentuk bengkel berkumpulan. Peserta akan diajar:
  1. Langkah Sembah dan Tari 
  2. Balabeh dan Menghantar
  3. Sambutan Tangan
  4. Sambutan Kaki
  5. Kuncian
Kesemua peserta akan diberi Sijil dari PERSILEK.


Sekian di maklumkan dan terima kasih


Zamri b Abdul Aziz
S/U Agung PERSILEK

Sunday, 15 January 2012

BAB IV PERATURAN ADAT

1. Pemberian Gelar

Sesuatu yang khas Minangkabau ialah bahwa setiap laki-laki yang telah dianggap dewasa harus mempunyai gelar. Ini sesuai dengan pantun adat yang berbunyi sbb :

Pancaringek tumbuah di paga
Diambiak urang ka ambalau
Ketek banamo gadang bagala
Baitu adaik di Minangkabau

Ukuran dewasa seorang laki-laki ditentukan apabila ia telah berumah tangga. Oleh karena itulah untuk setiap pemuda Minang, pada hari perkawinannya ia harus diberi gelar pusaka kaumnya. Menurut kebiasaan dikampung-kampung dulu, bagi seorang laki-laki yang telah beristeri rasanya kurang dihargai, kalau ia oleh fihak keluarga isterinya dipanggil dengan menyebut nama kecilnya saja.

Penyebutan gelar seorang menantu, walaupun dengan kata-kata Tan saja untuk Sutan atau Kuto saja untuk Sutan Mangkuto, telah mengungkapkan adanya sikap untuk menghormati sang menantu atau rang sumandonya. Ketentuan ini sudah tentu tidaklah berlaku bagi orang-orang tua pihak keluarga isteri yang sebelumnya juga sudah sangat akrab dan intim dengan menantu atau semendanya itu dan telah terbiasa memanggil nama.

Setiap kelompok orang seperut yang disebut satu suku didalam sistim kekerabatan Minangkabau mempunyai gelar pusaka kaum sendiri yang diturunkan dari ninik kepada mamak dan dari mamak kepada kemenakannya yang laki-laki. Gelar inilah yang diberikan sambut bersambut kepada pemuda-pemuda sepersukuan yang akan berumah tangga. Karena itu pemberian gelar untuk seorang pemuda yang akan kawin, harus dimintakan kepada mamaknya atau saudara laki-laki dari pihak ibu.

Selain dari mengambil gelar dari perbendaharaan suku yang ada dan telah dipakai oleh kaumnya sejak dahulu, maka gelar untuk seorang calon mempelai pria dengan persetujuan mamak-mamaknya juga dapat diambilkan dari persukuan ayahnya atau dari dalam istilah Minang disebut pusako bako. Dan yang tidak mungkin atau sangat bertentangan dengan ketentuan adat ialah mengambil gelar dari pihak persukuan calon isteri, karena dengan demikian calon mempelai pria akan dinilai sebagai perkawinan orang sesuku.

Ketentuan untuk memberikan gelar adat kepada pemuda-pemuda yang baru kawin ini, tidak hanya harus berlaku dari rang sumando atau menantu-menantu yang memang berasal dari suku Minangkabau saja, tetapi juga dapat diberikan kepada orang semenda atau menantu yang berasal dari suku lain. Kepada menantu orang Jawa, orang Sunda bahkan kepada menantu orang asing sekalipun. Karena gelar seorang menantu sebenarnya lebih berguna untuk sebutan penghormatan dari pihak keluarga mempelai wanita kepada orang semenda dan menantunya itu.

Gelar yang diberikan kepada seorang pemuda yang akan kawin, tidak sama nilainya dengan gelar yang harus disandang oleh seorang penghulu. Gelar penghulu adalah warisan adat yang hanya bisa diturunkan kepada kemenakannya dalam suatu upacara besar dengan kesepakatan kaum setelah penghuluvyang bersangkutan meninggal dunia. Tetapi gelar untuk seorang laki-laki yang akan kawin dapat diberikan kepada siapa saja tanpa suatu acara adat yang khusus.

Pada umumnya gelar untuk pemuda-pemuda yang baru kawin ini diawali dengan Sutan. Seperti Sutan Malenggang, Sutan Pamenan, Sutan Mangkuto dsb.

Ada ketentuan adat yang tersendiri dalam menempatkan orang semenda dan menantu-menantu dari suku lain ini dalam struktur kekerabatan Minangkabau. Bagaimanapun para orang semenda ini, jika telah beristerikan perempuan Minang, maka mereka itu oleh pihak keluarga mempelai wanita ditegakkan sama tinggi dan didudukkan sama rendah dengan menantu dan orang semendanya yang lain. Karena itu kalau sudah diterima sebagai menantu, masuknya kedalam kekeluargaan juga harus ditetapkan secara kokoh dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang sama. Ini sesuai bunyi pepatah-petitih Minangkabau :

Jikok inggok mancangkam
Jikok tabang basitumpu

Artinya segala sesuatunya itu haruslah dilaksanakan secara sepenuh hati menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Nah, untuk semenda yang datang dari suku lain ini, pemberian gelar juga tidak boleh diambilkan dari perbendaharaan gelar yang ada dalam kaum ninik mamak mempelai wanita, karena jatuhnya nanti juga jadi perkawinan sesuku. Tetapi dapat diambilkan dari perbendaharaan gelar yang ada di keluarga ayah mempelai wanita atau disebut juga dari keluarga bako.

Atau bisa juga menurut prosedur yang agak berbelit yaitu calon menantu dijadikan anak kemenakan dulu oleh ninik mamak suku lain yang bukan suku mempelai wanita, kemudian ninik mamak suku yang lain ini memberikan gelar adat yang ada disukunya kepada calon orang semenda itu.

Pemberian gelar untuk calon menantu inilah, baik ia orang Minang maupun orang dari suku dan bangsa lain, yang wajib disebutkan pada waktu berlangsungnya sambah-manyambah dalam acara manjapuik marapulai. Hal ini ditanyakan oleh juru bicara rombongan calon mempelai pria yang menanti. Kemudian disebutkan pula secara resmi ditengah-tengah orang ramai setelah selesai acara akad nikah secara Islami. Inilah yang disebut dalam pepatah petitih :

Indak basuluah batang pisang
Basuluah bulan jo matoari
Bagalanggang mato rang banyak

Pengumuman gelar mempelai pria secara resmi setelah selesai acara akad nikah ini sebaiknya disampaikan langsung oleh ninik mamak keluarga mempelai pria, atau bisa juga disampaikan oleh pembawa acara. Dalam pengumuman itu disebutkan secara lengkap dari suku dan kampung mana gelar itu diambilkan.


Saturday, 14 January 2012

"Kalau nak sebar pun tinggal mike je lagi..."

Oleh: Dr. Kamal Shah
Presiden & Guru Utama
Pertubuhan Seni Silat Lintau Kelantan
Malaysia

"Kalau nak sebar pun tinggal mike je lagi..." Begitulah antara mesej yang saya terima di handphone saya dari Almarhum Shabudin Ahmad (Yop Din) beberapa bulan sebelum beliau kembali ke Rahmatullah... AL- FATIHAH untuk Yop Din...

Almarhum merupakan seorang yang ikhlas dalam mengembangkan Silat Lintau yang asalnya dikembangkan di Malaysia ini oleh Pendekar Talib yang datang dari Lintau. Yop Din berguru dengan ramai orang antaranya ialah dengan Tok Ki Baharom dan Pak Alang Amat. 

Sebelum Yop Din 'stroke' tempohari, beliau telah meminta saya berjanji untuk terus mengembangkan Silat Lintau ini supaya ilmu ini tidak mati. Saya telah memberikan janji saya kepada Yop Din dan AMANAH ini saya tanggung bukan kerana mencari nama dan pangkat atau gelaran tetapi hanya menjalankan AMANAH yang diberikan oleh Almarhum.

Saya bukan lah orang yang pandai seperti yang selalu saya beritahu anak2 murid sejak mengajar di Kelantan ini pada tahun 1995 lagi. Namun, keinginan untuk melihat Silat Lintau ini terus berkembang menyebabkan saya terus berusaha untuk melestarikannya di Kelantan. 

Saya tetap akan berusaha untuk melaksanakan AMANAH yang diberikan walaupun saya dicerca dan dihina oleh pihak tertentu. AMANAH adalah sesuatu yang berat untuk dipikul dan sebaik mungkin saya akan menjalankannya dengan pertolongan ALLAH. Kepada Allah saya pasrah agar saya diberi kekuatan dan kemampuan untuk memberikan yang terbaik kepada anak murid di seluruh Malaysia. 

Silat Lintau mempunyai keunikan yang tersendiri yang tidak boleh dan tidak akan dipertontonkan kepada masyarakat umum. Apa yang di pertontonkan adalah kesenian dari Silat Lintau itu. Rahsia Gerak dan Langkah dalam Silat Lintau hanya diketahui oleh pengamalnya setelah melalui pelajaran yang mengambil masa yang agak panjang. Bukan semua murid boleh memilikinya. Hal ini adalah untuk menjamin kesinambungan Silat Lintau ini diperturunkan kepada mereka yang diyakini dapat menjalankan AMANAH dengan baik. 

Kepada ahli PERSILEK dan pencinta Silat Lintau di MALAYSIA dan INDONESIA, marilah bersama kita berusaha agar Silat Lintau ini dapat terus bersinar di Malaysia dan di seluruh dunia.

Musuh Tidak Ku Cari, Bertemu Musuh Pantang Mengelakkan.

Saturday, 7 January 2012

Lintau FM - Rentak Muzik Nusantara

Dalam usaha untuk melestarikan Silat Lintau di Malaysia, PERSILEK kini mengaktifkan kembali siaran Lintau FM. Radio Internet Lintau FM yang sudah lama tidak ke udara kini aktif kembali dalam bentuk baru. Siaran ujian selama sebulan melalui caster.fm akan bermula pada malam ini jam 9:00 malam waktu Malaysia. 


Lintau FM akan memainkan lagu2 lama dan baru dari Malaysia dan Indonesia disamping lagu2 Inggeris, Hindi, Arab dan koleksi lagu2 Nasyid. Selain itu, Lintau FM juga akan menyiarkan siri Pituah Adat Minangkabau. 


Lintau FM juga menyediakan ruangan permintaan lagu kepada para pendengar semua.  Dengarlah siaran Lintau FM - Rentak Muzik Nusantara... 


Siaran Lintau FM dapat di akses melalui www.silatlintau.caster.fm/ dan anda akan dapat membuat permintaan lagu di laman www.facebook.com/LintauFM

Monday, 2 January 2012

2012

Assalamu alaikum wm wb., apa kabar semua? Lama jugak tak menulis di blog ini. Kesibukan membuat banyak persiapan terutama menyiapkan studio rakaman untuk video dan fotografi.

Bermacam2 peristiwa berlaku di tahun Masehi 2011 yang lalu. Kisah suka, duka dan bermacam lagi kisah yang berlaku semuanya adalah asam garam kehidupan kita sebagai manusia. Yang manis kita bawa bersama kita, yang pahit kita tinggalkan ia ditahun 2011.

2012 ini, PERSILEK membuka tirai dengan menambah satu lagi gelanggang di Pasir Puteh ini iaitu di SMK Jeram. Alhamdulillah, syukur kepada Allah.

Pada tahun ini juga, kita akan mula mengadakan beberapa siri kursus dan seminar, pertandingan peringkat sekolah, dan negeri yang akan kita anjurkan sendiri. Tiada lagi Silat Olahraga atau Silat Seni. Yang ada hanyalah Silat Lintau dalam bentuknya yang tersendiri.

Selain itu, kita akan mula mengembangkan budaya Minangkabau sedikit demi sedikit bermula dengan Talempong dan tarian tradisional Minangkabau.

Antara perancangan tahun 2012 ini adalah seperti berikut:

  1. Kursus Gerak dan Langkah Silat Lintau Tahap 1&2 di Kluang, Johor.
  2. Seminar
  3. Pertandingan peringkat gelanggang
  4. Pertandingan antara sekolah
  5. Persembahan Budaya Minangkabau dan Silat Lintau
  6. Mini Festival Silat Lintau 
Semua perancangan yang disebut diatas tertakluk kepada kelulusan pihak yang berwajib.


Akhirul kalam, saya ingin mengucapkan SELAMAT MAJU JAYA kepada semua pelajar Silat Lintau dimana saja anda berada.

Musuh tidak dicari, jumpa musuh pantang mengelakkan