Selamat Datang

Selamat Datang Ke Laman Perguruan Silat Lintau Yang Asli... Silat Lintau Yang Berasal Dari Tepi Selo, Lintau Buo Utara.

PERTUBUHAN SILAT LINTAU KELANTAN: PERSILEK Headline Animator

Wednesday, 6 July 2011

KEPUTUSANNYA

KEPUTUSAN YANG DAPAT DI AMBIL DARI ACARA MENAPAK TILAS DI LINTAU IALAH:

Apa keputusannya? (bhgn 4)

29hb Jun, 2011


Siang tidak berjalan jauh. Di rumah Uwa Djelly menanti masa untuk berjumpa Tuo Silek, Dato Mustapha (Dato Topah).

Apa keputusannya? (bhgn 3)

28 hb Jun, 2011


Selesai wawancara di Radio Luhak Nan Tuo kami ke Dangau Barangin untuk makan


Apa keputusannya? (bhgn 2)

Pada 28hb Jun sebelah pagi saya telah kerumah Bpk Jhon Wismar Sutan Sati, pemerhati silat dan orang yang bertanggungjawab menggiatkan aktiviti di Sasaran (gelanggang) Perguruan Silat Nan Tuo Gunung Ledang, Lintau Buo Utara. Rumahnya berdekatan dengan rumah Uwa Djelly (sekitar 100 meter). Saya dan isteri dibawa oleh Arius Saputra. Begitu sampai saya telah disambut oleh Bpk Jhon Sutan Sati dan saya meminta untuk menziarahi ibunya yang sakit.



Tuesday, 5 July 2011

WISATA SEJARAH DI BATUSANGKAR

MENELUSURI WISATA SEJARAH DI BATUSANGKAR
Ditulis oleh Teguh   
Minggu, 03 Juli 2011 01:17
BENTENG VAN DER CAPELLEN
BATUSANGKAR, HALUAN — Fort Van Der Capellen, kata yang tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat Sumatera Barat. Sebuah benteng bekas pertahanan Belanda yang berada di Batusang­kar, Kabupaten Tanah Datar.
Menurut sejarah, benteng ini didirikan saat Perang Padri yang dibangun antara tahun 1822 dan tahun 1826, dan dinamai menurut nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda G.A.G.Ph. Van Der Capellen. Pada tahun 1949, kawa­san benteng ini berubah nama kolonialnya menjadi Batu­sangkar.
Sampai saat ini Van Der Capellen bekas Markas Kepolisian Resor Tanah Datar ini masih berdiri kokoh dan sudah masuk dalam daftar salah satu benda cagar budaya di Tanah Datar. Keberadaan benteng ini di jantung Kota Batusangkar ini tidak bisa dilepaskan dari peristiwa pepera­ngan antara kaum adat dan kaum agama yang diperkirakan terjadi pada tahun 1821. Pada tahun 2008 lalu, Peme­rintah Kabupaten Tanah Datar telah melakukan rehabilitas Benteng Van Der Capellen yang dimaksudkan mengembalikan kondisi banguan bernilai kuno ini menjadi bangunan benda cagar budaya bernilai jual tinggi untuk pariwisata Luhak Nan Tuo.
“Selama bangunan kuno ini bisa dipertahankan apalagi me­nyim­pan sejarah yang panjang, pemerintah akan tetap melakukan rehabilitasi yang diharapkan mampu mempertahankan seba­gai­mana aslinya dan menarik dikunjungi,” ujar Kepala Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga Alfian Jamrah.
Saat pengunjung memasuki Benteng Van der Capellen, masih terdapat dua buah meriam kuno peningalan Belanda yang terdapat di sisi kiri dan kanan bangunan benteng. Pengembalian bentuk awal bangunan benteng yang saat ini ditempati sebagai Kantor Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga Tanah Datar itu masih dipertahankan.
Kilas Sejarah
Setelah Belanda meninggalkan Batusangkar, Benteng Van der Capellen kemudian dimanfaatkan oleh PTPG yang merupakan cikal bakal IKIP Padang (sekarang Universitas Negeri Padang) untuk proses belajar mengajar yang saat itu diresmikan olah Prof. M. Yamin, SH. Pemakaian bangunan benteng untuk PTPG berlangsung sampai tahun 1955 dan pada tahun itu juga PTPG dipindahkan ke Bukit Gombak.
Benteng Van Der Capellen kemudian dijadikan sebagai markas Angkatan Perang Re­publik Indonesia.
Pada saat meletus peristiwa PRRI tahun 1957, Benteng Van der Capellen dikuasai Batalyon 439 Diponegoro yang kemudian diserahkan kepada Polri pada tanggal 25 Mei 1960. Oleh Polri kemudian ditetapkan sebagai Mapolres Tanah Datar dan ber­lanjut hingga tahun 2000.
Sejak tahun 2001, Benteng Van der Capellen dikosongkan karena Mapolres Tanah Datar telah pindah ke bangunan baru yang berada di Pagaruyung.
Pada tahun 1984 dilakukan pe­nam­bahan ruangan untuk serse dan dibangun pula TK Bhayang­kari. Parit yang masih ada di sebelah kanan dan kiri bangunan benteng ditimbun dan diratakan pada tahun 1986. Selain itu, rua­ngan sel tahanan yang semula ter­diri dari 4 ruangan, dibongkar satu sehingga tinggal menjadi 3 ruangan. Peru­bahan bangunan terakhir kalinya terjadi pada tahun 1988, yaitu berupa penambahan bangunan kantin dan bangunan untuk gudang. (aldoris/berbagai sumber).

Monday, 4 July 2011

Apa keputusannya? (bhgn 1)

Pada 27hb Jun 2011 saya telah ke Padang kemudian terus ke Lintau

Friday, 1 July 2011

BERSAMA KEPALA DINAS BUDPARPORA TANAH DATAR 
BAPAK ALFIAN JAMRAH
HARIAN HALUAN
BERSAMA KEPALA DINAS BUDPARPORA TANAH DATAR 
BAPAK ALFIAN JAMRAH


AKHBAR HARIAN EXPRESS

Seminar Silat Lintau

Satu Seminar Beladiri Silat Lintau sedang dirancang untuk diadakan di Kluang, Johor, Kuala Lumpur dan Kota Bharu, Kelantan. 



SILAT NAN TUO LINTAU.

Itulah gelaran Silat Lintau sekarang ini. Silat Lintau merupakan Silat Nan Tuo, yang berarti ianya yang paling tua dikalangan Silek Tuo yang terdapat di alam Minangkabau.


Dalam artikel saya sebelum ini yang disiarkan pada 24/06/2011, saya telah mengemukakan soalan:

Bagaimana agaknya nanti...

Kalau langkah yang ditunjukkan BUKAN Silat Lintau tapi Silat Teralak?

Bagaimana agaknya nanti kalau keputusan yang dibuat oleh kesemua Tuo Silek Lintau dari semua sembilan nagari melalui musyawarah memutuskan sedemikian? 

Saya telah memperagakan dua pola langkah dihadapan semua Tuo Silek dan setelah bermusyawarah mereka telah membuat keputusan bahawa hanya satu pola langkah yang merupakan Silek Lintau sebenar. 

Soalnya:....... 
YANG MANA SATU?

Nantikan jawabannya selepas ini.....